Rabu, 12 Juni 2013

Nuklir di Iran jadi senjata, Indonesia jadi penolong manusia

Iran, negara di kawasan timur tengah ini dikenal sebagai salah satu ladang minyak di dunia. Sumber daya yang melimpah membuat pertumbuhan ekonomi Iran selalu stabil sejak dua abad lalu.






Ekonomi yang prima membuat Iran dapat mengembangkan apapun dengan sokongan dana melimpah, salah satunya nuklir. Teknologi nuklir Iran sudah mulai dikembangkan semenjak beberapa tahun lalu.



Tahun ini, pada Juli nanti, Iran dikabarkan sudah mampu membuat bom nuklir. Laman the Times of Israel mengabarkan setelah melihat Korea Utara mempunyai senjata nuklir, pemimpin Iran ternyata juga telah memutuskan untuk menyiapkan bom nuklirnya antara Juli sampai September tahun ini.




"Iran tampaknya tidak main-main seperti halnya Korea Utara. Apa yang dimiliki Kim Jong-un, juga dimiliki Mahmud Ahmadinejad," kata sumber itu. "Pada akhir 2012, Iran telah melakukan simulasi ledakan nuklir dan sejak saat itu Iran telah maju setiap harinya."



Perkembangan nuklir Iran ini membuat gusar Negeri Adidaya seperti Amerika Serikat. Presiden Amerika Serikat Barack Hussein Obama menyebut, Amerika akan tetap pada komitmen awal mereka untuk terus mencegah agar hal itu tidak terjadi meski dengan berbagai cara.



Obama akan mengambil langkah tegas terhadap Iran. Obama mengatakan bahwa program nuklir Iran akan berbahaya untuk keamanan dunia. Dia menyebut program itu juga akan berbahaya bagi kepentingan masalah keamanan Amerika.



Saat Iran berkonsentrasi mengembangkan teknologi nuklirnya untuk sebuah bom, Indonesia juga ternyata tidak kalah dalam bidang ini. Di Indonesia, nuklir, melalui PT Batan Teknologi turut dikembangkan sebagai bahan baku untuk sebuah inovasi. Indonesia mampu membuat pengayaan uranium dengan sistem rendah yang akan menghasilkan obat untuk bidang kedokteran disebut radio isotop.



"Satu-satunya ahli nuklir di dunia pengayaan uranium sistem rendah. Kalau sistem tinggi ini akan jadi senjata. Ini untuk obat kedokteran dengan nuklir. Itulah yang disebut radio isotop," jelas Menteri BUMN, Dahlan Iskan.



Bisnis Batan Teknologi juga disebut sangat menjanjikan. Radio isotop yang hanya bisa diproduksi di Indonesia telah di ekspor ke sembilan negara seperti Jepang, Singapura, Tiongkok dan lain sebagainya.



Direktur Utama Batan Teknologi, Yudiutomo menambahkan perusahaan yang dikelolanya memang berencana ekspansi ke Amerika dengan membuat perusahaan joint venture dengan Amerika. Pabrik pengayaan uranium sistem rendah ini ditargetkan mulai beroperasi pada 2017 di AS.



"Investasinya USD 170 juta dan saham kita 51 persen. Kapasitas produksi disana mencapai 4000 curie radio isotop," jelas Yudiutomo.



Saat ini, pabrik milik Batan Tekno di Indonesia hanya mampu memproduksi sekitar 300 curie radio isotop per minggu yang di supply untuk 16 rumah sakit untuk kepentingan pengobatan.



"Pabrik di Amerika akan lebih besar karena kebutuhan Amerika 6000 curie per minggu," tuturnya. (Merdeka)

0 komentar:

Posting Komentar

Copyright 2013 Serba-serbi - Template by Kangriza - Editor Kangriza.blogspot.com